-->

Selasa, 13 Desember 2016

Toleransi Itu Tanpa Mengorbankan Aqidah

Apakah seorang muslim itu dikatakan toleran apabila ia telah mengenakan topi santa claus?
Apakah seorang muslim itu dikatakan toleran apabila ia telah memakan daging babi?
Apakah seorang muslim itu dikatakan toleran ketika setiap hari ahad ia ikut beribadah di gereja?
Apakah seorang muslim itu dikatakan toleran ketika ia ikut perayaan natal?
Tidak, Kawan.!  Itu bukan toleransi tetapi partisipasi.!
Apakah seorang muslim itu dikatakan toleran ketika ia mengenakan jilbab kemudian ia juga mengenakan topi santa claus di atasnya?
Apakah seorang muslim itu dikatakan toleran ketika ia menjamu tetangganya nasrani, ia menghidangkan menu dari daging sapi dan babi lalu makan bersama?
Apakah seorang muslim itu dikatakan toleran ketika ia sehari beribadah di gereja dan sehari beribadah di mesjid.
Tidak, kawan.! Itu bukan toleransi, tetapi lebih dari sekedar perkara syubhat.!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang.
Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya" (HR. Bukhari dan Muslim)
Terakhir sebagai renungan, mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing,
Apakah sejauh ini kita mengenakan jilbab karena kita telah sadar bahwa ia adalah perintah Allah ataukah hanya sekedar mengikuti trend?
Apakah selama ini kita sudah berusaha mengerjakan sholat dengan khusyu' dan tuma'ninah? Apakah kita sudah rutin sholat di awal waktu dan berjama'ah di masjid? Ataukah kita sholat hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban dan mengerjakannya di waktu-waktu sisa kita?
Apakah kita telah berupaya menunjukkan jalan hidayah kepada mereka (ahlul kitab) sehingga ketika hari raya 'id kita dapat bersama mereka dalam nuansa yang penuh keimanan?

Previous
Next Post »