Lima tahun sejak konflik dimulai, lebih dari 450.000 warga Suriah telah tewas dalam banyak pertempuran. Lebih dari satu juta warga mengalami luka-luka dan lebih dari 12 juta warga Suriah (separuh penduduk sebelum perang terjadi di negara itu) telah mengungsi dari rumah tempat tinggal mereka.
Inilah Kronologi Perang Suriah yang perlu kita pahami:
1. Pada tahun 2011 terjadi sebuah gerakan Revolusi di dunia Arab. Gerakan itu kemudian dikenal sebagai "Musim Semi Arab". Gerakan yang mewabah itu berujung pada pemberontakan menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali dan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
2. Bulan Maret 2011, protes damai meletus juga di Suriah. Sebanyak 15 anak laki-laki ditahan dan disiksa karena telah menulis grafiti yang isinya pesan mendukung gelombang Musim Semi Arab. Salah satu anak laki-laki, 13 tahun Hamza al-Khateeb, tewas setelah disiksa secara brutal.
2. Bulan Maret 2011, protes damai meletus juga di Suriah. Sebanyak 15 anak laki-laki ditahan dan disiksa karena telah menulis grafiti yang isinya pesan mendukung gelombang Musim Semi Arab. Salah satu anak laki-laki, 13 tahun Hamza al-Khateeb, tewas setelah disiksa secara brutal.
3. Pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, merespon protes dengan membunuh ratusan demonstran dan memenjarakan banyak lagi. Pada bulan Juli 2011, pembelot dari militer mengumumkan pembentukan Tentara Suriah Merdeka. Ini adalah sebuah kelompok pemberontak yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah. Suriah mulai masuk ke kancah perang saudara.
Kata 'Tabah' terlihat sebagai grafiti yang terlukis di reruntuhan sebuah bangunan yang rusak di wilayah Deraa [Wsam Almokdad / Reuters] |
Apa yang menyebabkan pemberontakan?
4. Gerakan melawan pemerintah berawal dari kurangnya kebebasan dan kesengsaraan ekonomi yang diderita masyarakat. Dua hal itu memicu kebencian rakyat terhadap pemerintah Suriah. Kemarahan publik makin meradang oleh tindakan keras pemerintah terhadap para demonstran.
Gerakan pemberontakan yang sukses di Tunisia dan Mesir menjadi energi dan memberi harapan kepada para aktivis pro-demokrasi Suriah. Banyak gerakan Islam juga sangat menentang aturan Assad.
5. Pada tahun 1982, ayah Bashar al-Assad, Hafez, memerintahkan tindakan keras berupa aksi militer pada para anggota Ikhwanul Muslimin di Hama. Aksi itu menewaskan antara 10.000 - 40.000 orang dan aksi sejenis juga dilakukan di banyak kota lainnya.
Sekelompok warga berkumpul dekat sebuah rumah di al-Latamneh, di Provinsi Hama, Suriah, yang kabarnya diratakan oleh pasukan Angkatan Darat Suriah setelah pemiliknya diketahui membelot dari Tentara Suriah [Austin Tice / Getty Images] |
6. Bahkan pemanasan global juga telah diklaim memainkan peran dalam memicu pemberontakan. di tahun 2011. Sebuah kekeringan parah melanda Suriah 2007-2010. Kemarau ini memicu sebanyak 1,5 juta orang untuk bermigrasi dari daerah pedesaan ke kota. Kondisi masyarakat diperburuk oleh makin besarnya angka kemiskinan dan kerusuhan sosial. Meskipun protes awal kebanyakan pada isu non-sektarian, konflik bersenjata menyebabkan munculnya perpecahan sektarian.
7. Kelompok agama minoritas cenderung mendukung pemerintah Assad, sementara mayoritas pejuang oposisi adalah Muslim Sunni. Meskipun sebagian besar Suriah adalah Muslim Sunni, pihak keamanan Suriah telah lama didominasi oleh anggota dari sekte Alawit, yang keluarga Assad adalah salah satu anggotanya.
8. The sektarian split tercermin di antara sikap para aktor pemimpin negara-negara di regional juga. Pemerintah mayoritas Syiah seperti Iran dan Irak mendukung Assad. Begitu pula tentara perlawanan yang berbasis di Lebanon Hizbullah. Sementara negara-negara Sunni-mayoritas termasuk Turki, Qatar, Arab Saudi dan lain-lain kukuh mendukung gerakan perlawanan.
Perang saudara Suriah diyakini sebagai konflik paling mematikan abad ke-21 dan kini dunia masih menyaksikannya [Ed Giles / Getty Images]
|
Keterlibatan asing
9. Dukungan asing dan intervensi terbuka telah memainkan peran besar dalam perang sipil Suriah. Koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah membom sasaran-sasaran dari Negara Islam Irak dan Levant (ISIL, kini dikenal sebagai ISIS) kelompok yang tiba-tiba muncul di tahun 2014.
10. Pada bulan September 2015, Rusia meluncurkan kampanye pengeboman terhadap apa yang disebut sebagai "kelompok teroris" di Suriah, termasuk ISIS, serta kelompok-kelompok pemberontak yang didukung oleh negara-negara Barat.
11. Rusia juga telah mengerahkan para penasihat militernya untuk menopang pertahanan Assad. Sementara di sisi lain, beberapa negara Arab, bersama dengan Turki, telah memberikan bantuan senjata dan material kepada kelompok-kelompok pemberontak di Suriah.
Sebuah helikopter Rusia Mi-28 berpatroli di daerah sekitar Hmeimym yang merupakan wilayah pangkalan udara di provinsi Latakia, Suriah [Sergei Chirikov / EPA] |
12. Banyak dari mereka yang berperang datang dari luar Suriah. Jajaran ISIS termasuk jumlah yang cukup besar dari pejuang dari seluruh dunia. Anggota tentara perlawanan di Lebanon Hizbullah berjuang di sisi Assad, didukung oleh tentara syiah dari negara Iran dan Afghanistan.
13. Meskipun AS telah menyatakan sikap oposisinya terhadap pemerintah Assad, AS sebenarnya ragu-ragu untuk melibatkan diri dalam konflik. Bahkan setelah pemerintah Assad diduga menggunakan senjata kimia pada tahun 2013, AS masih saja ragu. Padahal Presiden AS Barack Obama sebelumnya telah mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia dalam perang sebagai "garis merah" yang akan mendorong intervensi.
14. Pada bulan Oktober 2015, AS membatalkan program yang ternya terkuak kontroversial untuk melatih pemberontak Suriah. Skandal ini terungkap ternyata mereka telah menghabiskan USD500 juta tapi hanya melatih 60 pejuang saja.
Bendera ISIS berkibar di wilayah Suriah utara kota Tel Abyad seperti yang dapat dilihat dari kawasan Turki, kota perbatasan Akcakale, di provinsi Sanliurfa, Turki [Gokhan Sahin / Getty Images] |
Situasi saat ini
15. Pada tanggal 26 November 2016, tentara Suriah melancarkan serangan militer di Aleppo. Dalam waktu kurang dari sebulan, tentara Suriah, dengan dukungan penuh angkatan udara Rusia, mampu merebut kembali 90 persen dari bagian timur Aleppo.
16. Pada tanggal 13 Desember 2016 tentara Suriah mengklaim bahwa 98 persen dari Aleppo timur berada di tangan pasukan pemerintah Suriah.
17. Selain itu, Aleppo, pemerintah Suriah saat ini menguasai ibukota, Damaskus, bagian dari Suriah selatan dan Deir Az Zor, banyak daerah dekat perbatasan Suriah-Lebanon dan wilayah pesisir barat laut. Sementara kelompok milisi perlawanan, ISIS, dan pasukan Kurdi mengendalikan sisa bagian wilayah negara.
18. Sesama kelompok perlawanan, mereka terus bertikai terhadap satu sama lain untuk merebut kekuasaan. Kelompok Tentara Suriah Merdeka telah melemah karena perang telah berkembang di luar dugaan mereka.
Anggota Tentara Suriah Merdeka |
19. Sementara kelompok eksplisit Islam, seperti Front al-Nusra, yang telah berjanji setia kepada al-Qaeda, menjadi makin berdaya. Juli lalu, pemimpin Front al-Nusra, Abu Mohammed al-Jolani, mengumumkan nama kelompoknya juga telah berubah menjadi Jabhat Fath al Syam, atau Front Pembebasan al Syam.
Anggota Front Jabat An Nusra |
20. Pada tahun 2013, ISIS muncul di utara dan timur Suriah setelah menduduki sebagian besar dari Irak. Kelompok ini cepat menjadi terkenal di dunia internasional karena aksi eksekusi brutalnya yang diunggah ke media sosial.
Anggota ISIS |
21. Sementara itu, kelompok Kurdi di Suriah utara membentuk pemerintahan sendiri yang memerintah daerah-daerah yang di bawah kendali mereka. Kondisi ini menjadi kekhawatiran pemerintah Turki. Hal ini bisa memicu penduduk Kurdi asli yang hidup di wilayah Turki bertumbuh besar lalu menuntut otonomi yang lebih besar.
22. Agustus lalu, tentara Turki dan pasukan khusus, yang didukung oleh Free Suriah Army, meluncurkan Operasi Perisai Efrat atau "Efrat Shield" melawan ISIS untuk membebaskan kota strategis Suriah Jarablus yang terletak di perbatasan dengan Turki.
23. Operasi Perisai Efrat dianggap intervensi Turki lebih dulu di Suriah sejak krisis Suriah dimulai pada tahun 2011.
22. Agustus lalu, tentara Turki dan pasukan khusus, yang didukung oleh Free Suriah Army, meluncurkan Operasi Perisai Efrat atau "Efrat Shield" melawan ISIS untuk membebaskan kota strategis Suriah Jarablus yang terletak di perbatasan dengan Turki.
23. Operasi Perisai Efrat dianggap intervensi Turki lebih dulu di Suriah sejak krisis Suriah dimulai pada tahun 2011.
Baru tiba, pengungsi Kurdi Suriah berjalan dengan barang-barang mereka setelah menyeberang ke Turki dari kota perbatasan Suriah Kobane, juga dikenal sebagai Ayn al-Arab [Stringer / Getty Images]
|
24. Perang Suriah menciptakan efek mendalam jauh melampaui batas-batas negara. Lebanon, Turki, dan Yordania sekarang menjadi komplek perumahan besar dan terus berkembang untuk menampung jumlah pengungsi Suriah yang terus bertambah. Banyak dari mereka berusaha melanjutkan perjalanan pengungsiannya ke Eropa untuk mencari kondisi yang lebih baik.
25. Pertempuran kadang-kadang melebar dari wilayah Suriah ke Lebanon. Kondisi ini berkontribusi terhadap polarisasi politik negara. Beberapa putaran perundingan perdamaian telah gagal menghentikan pertempuran.
26. Dengan banyaknya kawasan negara Suriah yang hancur, jutaan warga Suriah telah melarikan diri ke luar negeri. Mayoritas populasi yang tersisa sangat trauma dengan perang. Satu hal yang pasti, membangun kembali Suriah setelah perang berakhir akan menjadi sebuah perjalanan yang panjang dan prosesnya pasti sangat sulit.
Sumber: Aljazeera dan beberapa sumber lainnya | ngelmu.com