-->

Sabtu, 10 Desember 2016

Satu Ayat Lagi.....Ledakan Kemenangan Itu Kian Dekat

foto : illustrasi perang badar

Oleh: Archan The Revolutionist
Sebagaimana orang yang tenggelam, saya tak bergeming ketika menyelam didalam lautan manusia. Justru dalam 'diving' itu, saya menyaksikan banyak keindahan yang mempesonakan.
Ketika baru awal menceburkan diri, beberapa langkah dari kendaraan saja barisan manusia yang menawarkan makanan dan minuman sudah menyambut dengan suka cita. Mulai dari kurma, roti, nasi bungkus serta berbagai air mineral baik bentuk maupun merk. Ini orang berebut berbuat baik, berebut bisa melayani.
Mereka saling mencintai satu dengan lain, sebagaimana tulisan saya yang lalu tentang al Maidah yang 'bergerak', kini tibalah kita di ayat 54. Coba selami maknanya dengan hati,
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
(QS al-Maidah, 5:54)

foto : illustrasi perang badar
Jika anda melihat dan ikut tenggelam dalam samudera 212, maka anda pun akan menyaksikan perwujudan dari ayat 54 tersebut. Setelah carut marut upaya penggagalan aksi 212 itu gagal, mulai dari tuduhan dibayar, makar, kudeta, ditunggangi, pelarangan PO bis, penyebaran selebaran lewat helikopter, razia, pemboikotan hingga intimidasi di bandara, sungguh kita seumpama disuguhkan oleh sikap orang-orang yang mengaku islam tapi seolah murtad karena tidak ada pembelaan sedikitpun ketika Qur'annya di lecehkan. Bukan saja dengan kata-kata, tapi juga belakangan dijadikan keset oleh oknum yang tak punya nurani. Padahal jelas ancaman Allah bagi mereka yang murtad.
Tapi Allah benar-benar datangkan kaum yang mencintai Allah, berjalan kaki ratusan kilometer, berkorban dengan harta dan jiwa, meninggalkan pekerjaan dan kepentingan di kampung halaman. Mereka datang dari seluruh penjuru mata angin. Berkumpul di satu yang memiliki emas pada puncaknya. Mungkin ini simbol menuju titik puncak zaman keemasan. Bahagianya mereka karena Allah juga mencintai mereka.
Dengan massa lebih dari 7 juta orang, mereka semua saling berkasih sayang dan nasehat menasehati. Tak sedikit yang mengingatkan untuk tidak menginjak rumput, tak sedikit yang mengingatkan untuk mengambil sampah, tak sedikit yang saling menuangkan air untuk wudhu, tak sedikit yang menawarkan makan dan minum. Padahal, banyak dijalanan yang karena spion tersenggol saja bisa sumpah serapah dan caci maki. Kemarin? Yang kakinya terinjak saja masih tersenyum memberi maaf.
Seumpama orang yang tenggelam, mereka tak peduli jika ada yang melecehkan, menghina, mencaci dan mencela yang mereka lakukan. Mereka sedang tenggelam dalam kelezatan iman. Mereka sedang berpasrah terhempas gelombang hidayah yang menghanyutkan. Wajar saja sikap para pencela itu. Mereka tak merasakan bagaimana arus kasih sayang Allah menghanyutkannya. Bahkan teman saya yang non muslim saja bingung mengapa air matanya bisa menetes. Ia terharu dengan kepatuhan umat islam.
Jika presiden dan wakilnya serta beberapa menteri ikut hadir, itu bukan karena bernyali. Apalagi datang pas sholat jum'at saja, siapa yang mau rusuh saat sholat? Justru pidato yang sangat singkat adalah sebuah bentuk kepengecutan, karena kalau saja presiden bicara lebih lama sedikit, bisa jadi ia disoraki dan diteriaki jutaan orang. Baru beberapa kata saja teriakan tangkap ahok sudah bergema, apalagi lebih lama lagi. Jadi strategi presiden kemarin sudah tepat sebagai bentuk menyelamatkan muka.
Para pejuang kedamaian ini apakah pengecut? Apakah penakut? Tentu tidak! Hujan gas air mata saat 411 lalu saja tak membuat mereka mundur, apalagi hujan yang Allah turunkan sebagai rahmatNya. Bahkan dihujani peluru musuhpun adalah karunia baginya untuk menjemput kesyahidan. Mereka tak gentar sedikitpun terhadap musuh-musuh Allah. Itu adalah karunia dari Allah yang Maha Luas Pemberiannya.
Senjata orang beriman adalah doa, dan aksi 212 harusnya menjadi bentuk kewaspadaan yang tinggi bagi para penista dan orang-orang yang memusuhi Allah. Karena senjata terampuh sudah digunakan dan diledakkan secara masif. Ketika pelatuk sudah ditarik, maka tunggulah ledakkannya. Aksi 212 adalah bentuk penerapan dari al Maidah 55. Bacalah dengan iman!
"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)."
(QS. Al Maidah, 5:55)
Lebih dari 7 juta orang hadir untuk meyakini bahwa hanya Allah Yang Maha Menolong. Mereka datang saat bulan kelahiran Rasulullah dan merayakan maulidnya sebagai bukti cintanya. Mereka yakin Rasulullah akan menolongnya bersama orang-orang yang beriman. Mereka sholat sembari dicucuri rahmat dari langit. Mereka tertunduk penuh harap saat doa qunut dikumandangkan. Mereka sedang menjemput apa yang Allah janjikan dalam ayat selanjutnya. Mereka sedang menjemput sebuah kepastian kemenangan.
"Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang."
(QS. Al Maidah, 5: 56)
Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Previous
Next Post »